KELENJAR HIPOFISIS
A. Pengertian
Kelenjar
Hipofisis atau nama lainnya adalah kelenjar pituitary merupakan kelenjar yang
sebesar kelereng namun mempunyai makna fisiologis yang sangat penting bagi
kelangsungan dan homeostasis tubuhmanusia. Selain itu hipofisis, terutama
bagian anterior, memiliki kemampuan dalam mengatur kelenjar-kelenjar endokrin
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan kelenjar ini diberi nama Master of Gland.
Pituitary
adalah kelenjar majemuk sekresi internal yang terletak di dalam sel tursika, yakni
suatu lekukan di dalam tulang sfenoid hipopituitarisme dapat desebabkan oleh
macam-macam kelainan kelamin antara lain nekrosis, hipofisis postpartura
(penyakit shecan), nekrosis karena meningitis basalis, trauma tengkorak,
hipertensi maligna, arteriasklerosis serebri, tumor granulema dan lain-lain.
B. Fungsi
I.
Hormon
lobus anterior
1)
Hormon
pertumbuhan (growth hormone (GH)) atau hormon somatotropik (STH)
adalah sejenis hormone protein. Hormone ini mengendalikan pertumbuhan seluruh
sel tubuh yang mampu memperbesar ukuran dan jumlah, disertai efek utama pada
pertumbuhan tulang dan massa oto rangka.
a.
Efek
fisiologis
· Sintesis protein. GH
mempercepat laju sintesis protein pada seluruh sel tubuh dengan cara
meningkatkan pemasukan asam amino melalui membrane sel.
· Konservasi karbohidrat.
GH menurunkan laju penggunaan karbohidrat oleh sel-sel tubuh, dengan demikian
menambah kadar glukosa darah.
· Mobilisasi simpanan lemak.
GH menyebabkan peningkatan mobilisasi lemak dan pemakaian lemak untuk energy.
· Stimulasi pertumbuhan rangka.
GH menyebabkan hati (mungkin juga ginjal) memproduksi somatomedin, sekelompok
factor pertumbuhan dependen-hipofisis yang sangat penting untuk pertumbuhan
tulang dan kartilago.
b.
Pengaturan
sekresi GH terjadi melalui sekresi dua hormone
antagonis.
Ø Stimulus untuk pelepasan
·
Hormone
pelepas hormone pertumbuhan (growth-hormone releasing hormone (GHRH)) dari
hipotalamus dibawa melalui saluran portal hipotalamus hipofisis menuju
hipofisis anterior, tempatnya menstimulasi sintesis dan pelepasan GH.
·
Stimulus tambahan untuk pelepasan GH
meliputi stress, malnutrisi, dan aktifitas yang merendahkan kadar gula
darah, seperti puasa dan oolahraga.
Ø Inhibisi pelepasan
· Sekresi
GHRH dihambat oleh peningkatan kadar GH dalam
darah melalui mekanisme umpan balik negative.
· Somatostatin, hormone penghambat
hormone pertumbuhan (growth hormone inhibiting hormone (GHIH)) dari
hipotalamus, dibawa menuju hipofisis anterior melalui system portal. Hormone
ini menghambat sintesis dan pelepasan GH.
· Stimulus
tambahan untuk inhibisi GH meliputi obesitas,
dan peningkatan kadar asam lemak
darah.
c.
Abnormalitas
sekresi Gh
v Kerdil (dwarfism). Hiposekresi
(defisiensi) GH selama masa kanak-kanak mengakibatkan pertumbuhan terhenti.
Hormone pertumbuhan manusia digunakan secara terapeutik dalam kasus dwarfism
hipofisis.
v Gigantisme. Hipersekresi
(sekresi berlebih) GH selama masa remaja dan sebelum penutupan lempeng epifisis
mengakibatkan pertumbuhan tulang panjang yang berlebihan (gigantisme
hipofisis). Jenis sekresi berlebihan ini biasanya disebabakan oleh tumor
hipofisis yang sangat jarang terjadi.
v Akromegali.
Hipersekresi GH setelah penutupan lempeng epifisis tidak menyebabkan penambahan
panjang tulang panjang, tetapi menyebabkan pembesaran yang tidak proposional
pada jaringan, penambahan ketebalan tulang pipih pada wajah, dan memperbesar
ukuran tangan dan kaki. Hal ini juga tidak umum.
2)
Hormone
perangsang tiroid (thyroid stimulating hormone (TSH))
a.
Efek
fisiologis TSH. TSH atau tirotropin, mengendalikan jumlah hormone tiroksin triiodotironin yang
disekresi kelenjar tiroid. TSH meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
sel-sel kelenjar tiroid, laju produksi hormonnya, dan efek hormone pada
metabolisme sel.
b.
Pengaturan
sekresi TSH. Sintesis dan pelepasan TSH dikendalikan
oleh hormone pelepas tirotropin
(thyrotropin releasing hormone (TRH)) hipotalamus yang dibawa melalui
system portal hipotalamus hipofisis.
3)
Hormone
adrenokortikotropik (adenocorticotropik hormone (ACTH)) juga
disebut kortikotropin.
a.
Efek
fisiologis. ACTH menstimulasi sekresi
hormone-hormone adenokortikal dari korteks adrenal, terutama glukokortiroid.
b.
Kendali
sekresi. ACTH diatur oleh hormone pelepas kortikotropin (RCH)
dari hipotalamus. Mekanisme umpan balik untuk stimulasi atau inhibisi CRH, ACTH
dan hormone-hormone korteks adrenal memiliki fungsi yang sama dengan mekanisme
umpan balik pada TRH, TSH dan hormone-hormone tiroid.
4)
Hormone
yang berkaitan dengan ACTH. ACTH , endorphin dan hormone perangsang melanosit (MSH) semuanya
merupakan derivate dari (POMC), sejenis molekul precursor besar yang diproduksi
lobus anterior dan intermedia pada hipofisis.
a.
Endorphin
disebut
endogenous opiates karena berasal dari dalam tubuh dan efeknya menyerupai efek
heroin dan morfin. Zat ini berkaitan dengan penghilang nyeri alamiah
(analgesic), dan berfungsi untuk merespon stress atau olahraga.
b.
MSH
menstimulasi
pembentukan pigmen dan penyebaran sel-sel penghasil pigmen (melanosit) pada
epidermis.
5)
Gonadotropin.
Hormone perangsang folikel (FSH) dan (LH), disebut hormone
gonadotropik karena hormone ini mengatur fungsi gonad.
a.
Efek
fisiologis FSH
·
Pada perempuan, FSH menstimulasi
pertumbuhan folikel ovarium dan membantu menstimulasi produksi estrogen
ovarium.
·
Pada laki-laki, FSH merangsang
pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa dalam tubulus seminiferus testis.
b.
Efek
fisiologis LH
· Pada
perempuan, LH bekerja sama dengan FSH, menstimulasi produksi estrogen. LH
bertanggung jawab untuk ovulasi dan sekresi progesterone dari folikel yang
rupture.
· Pada
laki-laki, LH menstimulasi sel-sel interstisialtubulus seminiferus testis untuk
memproduksi androgen (testosterone).
c.
Kendali
sekresi FSH dan LH
·
Gonatropin hipofisis diatur oleh hormone
pelepas gonadotropin (GnRH) dari hipotalamus.
·
GnRH menyebabkan pelepasan FSH dan LH,
yang pada gilirannya, akan menyebabkan pelepasan hormone-hormone gonad
(estrogen, progesterone, dan testosterone).
·
Mekanisme umpan balik negative dan
positif terlibat dalam sekresi GnRH, gonadotropin hipofisis, dan
hormone-hormone gonad
6)
Prolaktin
(PRL) disekresi selama masa kehamilan dan saat menyusui
setelah melahirkan.
a.
Efek
fisiologis. Prolaktin memicu dan mempertahankan
sekresi air susu dari kelenjar mammae yang sebelumnya telah dipersiapkan untuk
laktasi melalui kerja hormone lain.
b.
Kendali
sekresi PRL melibatkan dua hormone hipotalamus.
· Palepasan
dihambat oleh hormone penghambat prolaktin (PIH), yang identik dengan
neurotransmitter, dopamine.
· Pelepasannya
dipercaya distimulasi oleh factor pelepas prolaktin (PRF), tetapi identifikasi
atau sintesis kimia PRF dalam tubuh manusia belum diketahui.
II.
Hormone
lobus posterior : ADH dan Oksitosin. Kedua hormone ini
disintesis oleh sel-sel saraf dalam hipotalamus, dibawa di sepanjang aksonnya
(transport aksoplasma), dan disimpan dalam neurohipofisis untuk dilepes di
ujung akson. Masing-masing hormone disekresi oleh sekelompok neuron yang
terpisah.
1.
ADH
atau vasopressin, disintesis dalam neuron nucleus
supraoptik hipotalamus.
a.
Efek
fisiologis
·
Hormone antideuretik (ADH) meningkatkan
retensi air. Hormone ini menurunkan volume air yang hilang dalam urine (antideuresis)
melalui peningkatan reabsorbsi air dari tubulus konvolusi distal dan duktus
pengumpul di ginjal.
·
ADH membantu meningkatkan tekanan darah
dengan merangsang kontriksi pembuluh darah perifer.
b.
Kendali
sekresi. Pelepasan ADH diatur melalui perubahan osmolaritas
darah (konsentrasi elektrolit) dan perubahan volume serta tekanan darah.
·
Peningkatan
konsentrasi cairan tubuh atau penurunan volume darah
menyebabkan sekresi ADH, yang bekerja di ginjal untuk mempertahankan cairan
tubuh.
·
Penurunan
konsentrasi cairan tubuh atau peningkatan volume darah
(misalnya, setelah minum air) menyebabkan inhibisi ADH. Sehingga volume air
yang hilang melalui ginjal bertambah besar.
·
Pelepasan ADH diinhibisi (menyebabkan
retensi air) oleh nyeri, kecemasan, dan trauma, serta oleh obat-obatan seperti
nikotin, morfin, barbiturate.
c.
Sekresi
abnormal ADH
·
Hiposekresi
mengakibatkan
diabetes insipidus, yang ditandai dengan rasa haus yang berlebihan, juga
produksi urine berlebihan. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada
hipotalamus atau lobus posterior atau karena kegagalan ginjal merespon ADH.
Kondisi ini diatasi dengan pemberian ADH dalam jumlah kecil.
·
Hipersekresi
kadang
terjadi setelah hipotalamus mengalami cedera atau tumor. Hal ini mengakibatkan
retensi air, dilusi cairan tubuh, dan peningkatan volume darah.
2.
Oksitosin
disintesis
dalam badan sel neuron pada nucleus paraventrikular hipotalamus.
a.
Efek
fisiologis oksitosin pada perempuan. (oksitosin tidak
dikenali fungsinya pada laki-laki walaupun dilepas saat stimulasi seksual).
· Oksitosin
menstimulasi kontraksi sel-sel oto polos uterus selama senggama, dan saat
persalinan serta kelahiran pada ibu hamil.
· Oksitosin
menyebabkan keluarnya air susu dari kelenjar mammae pada ibu menyusui dengan
menstimulasi sel-sel mioepitelial (kontraktil) di sekitar alveoli kelenjar
mammae.
b.
Kendali
sekresi oksitosin
· Pengisapan payudara, desahan nafas
atau suara seorang bayi, atau stimulasi putting atau areola pada
ibu yang menyusui mengakibatkan stimulus saraf pada hipotalamus, sekresi
oksitosin, dan keluarnya air susu. Ini disebut reflex keluar air susu.
· Pelepasan
oksitosin dan air susu dihambat stress emosional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar