Selasa, 21 Mei 2013

KELENJAR HIPOFISIS


KELENJAR HIPOFISIS
A.  Pengertian
Kelenjar Hipofisis atau nama lainnya adalah kelenjar pituitary merupakan kelenjar yang sebesar kelereng namun mempunyai makna fisiologis yang sangat penting bagi kelangsungan dan homeostasis tubuhmanusia. Selain itu hipofisis, terutama bagian anterior, memiliki kemampuan dalam mengatur kelenjar-kelenjar endokrin lainnya. Hal inilah yang menyebabkan kelenjar ini diberi nama Master of Gland.
Pituitary adalah kelenjar majemuk sekresi internal yang terletak di dalam sel tursika, yakni suatu lekukan di dalam tulang sfenoid hipopituitarisme dapat desebabkan oleh macam-macam kelainan kelamin antara lain nekrosis, hipofisis postpartura (penyakit shecan), nekrosis karena meningitis basalis, trauma tengkorak, hipertensi maligna, arteriasklerosis serebri, tumor granulema dan lain-lain.
B.  Fungsi
                 I.            Hormon lobus anterior
1)        Hormon pertumbuhan (growth hormone (GH)) atau hormon somatotropik (STH) adalah sejenis hormone protein. Hormone ini mengendalikan pertumbuhan seluruh sel tubuh yang mampu memperbesar ukuran dan jumlah, disertai efek utama pada pertumbuhan tulang dan massa oto rangka.
a.      Efek fisiologis
·      Sintesis protein. GH mempercepat laju sintesis protein pada seluruh sel tubuh dengan cara meningkatkan pemasukan asam amino melalui membrane sel.
·      Konservasi karbohidrat. GH menurunkan laju penggunaan karbohidrat oleh sel-sel tubuh, dengan demikian menambah kadar glukosa darah.
·      Mobilisasi simpanan lemak. GH menyebabkan peningkatan mobilisasi lemak dan pemakaian lemak untuk energy.
·      Stimulasi pertumbuhan rangka. GH menyebabkan hati (mungkin juga ginjal) memproduksi somatomedin, sekelompok factor pertumbuhan dependen-hipofisis yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan kartilago.
b.      Pengaturan sekresi GH terjadi melalui sekresi dua hormone antagonis.
Ø Stimulus untuk pelepasan
·           Hormone pelepas hormone pertumbuhan (growth-hormone releasing hormone (GHRH)) dari hipotalamus dibawa melalui saluran portal hipotalamus hipofisis menuju hipofisis anterior, tempatnya menstimulasi sintesis dan pelepasan GH.
·           Stimulus tambahan untuk pelepasan GH meliputi stress, malnutrisi, dan aktifitas yang merendahkan kadar gula darah, seperti puasa dan oolahraga.
Ø  Inhibisi pelepasan
·      Sekresi GHRH dihambat oleh peningkatan kadar GH dalam darah melalui mekanisme umpan balik negative.
·      Somatostatin, hormone penghambat hormone pertumbuhan (growth hormone inhibiting hormone (GHIH)) dari hipotalamus, dibawa menuju hipofisis anterior melalui system portal. Hormone ini menghambat sintesis dan pelepasan GH.
·      Stimulus tambahan untuk inhibisi GH meliputi obesitas, dan peningkatan kadar asam lemak darah.
c.       Abnormalitas sekresi Gh
v   Kerdil (dwarfism). Hiposekresi (defisiensi) GH selama masa kanak-kanak mengakibatkan pertumbuhan terhenti. Hormone pertumbuhan manusia digunakan secara terapeutik dalam kasus dwarfism hipofisis.
v   Gigantisme. Hipersekresi (sekresi berlebih) GH selama masa remaja dan sebelum penutupan lempeng epifisis mengakibatkan pertumbuhan tulang panjang yang berlebihan (gigantisme hipofisis). Jenis sekresi berlebihan ini biasanya disebabakan oleh tumor hipofisis yang sangat jarang terjadi.
v   Akromegali. Hipersekresi GH setelah penutupan lempeng epifisis tidak menyebabkan penambahan panjang tulang panjang, tetapi menyebabkan pembesaran yang tidak proposional pada jaringan, penambahan ketebalan tulang pipih pada wajah, dan memperbesar ukuran tangan dan kaki. Hal ini juga tidak umum.
2)        Hormone perangsang tiroid (thyroid stimulating hormone (TSH))
a.        Efek fisiologis TSH. TSH atau tirotropin, mengendalikan  jumlah hormone tiroksin triiodotironin yang disekresi kelenjar tiroid. TSH meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel kelenjar tiroid, laju produksi hormonnya, dan efek hormone pada metabolisme sel.
b.        Pengaturan sekresi TSH. Sintesis dan pelepasan TSH dikendalikan oleh hormone pelepas tirotropin (thyrotropin releasing hormone (TRH)) hipotalamus yang dibawa melalui system portal hipotalamus hipofisis.
3)        Hormone adrenokortikotropik (adenocorticotropik hormone (ACTH)) juga disebut kortikotropin.
a.        Efek fisiologis. ACTH menstimulasi sekresi hormone-hormone adenokortikal dari korteks adrenal, terutama glukokortiroid.
b.        Kendali sekresi. ACTH diatur oleh hormone pelepas kortikotropin (RCH) dari hipotalamus. Mekanisme umpan balik untuk stimulasi atau inhibisi CRH, ACTH dan hormone-hormone korteks adrenal memiliki fungsi yang sama dengan mekanisme umpan balik pada TRH, TSH dan hormone-hormone tiroid.
4)        Hormone yang berkaitan dengan ACTH. ACTH , endorphin dan hormone perangsang melanosit (MSH) semuanya merupakan derivate dari (POMC), sejenis molekul precursor besar yang diproduksi lobus anterior dan intermedia pada hipofisis.
a.        Endorphin disebut endogenous opiates karena berasal dari dalam tubuh dan efeknya menyerupai efek heroin dan morfin. Zat ini berkaitan dengan penghilang nyeri alamiah (analgesic), dan berfungsi untuk merespon stress atau olahraga.
b.        MSH menstimulasi pembentukan pigmen dan penyebaran sel-sel penghasil pigmen (melanosit) pada epidermis.
5)        Gonadotropin. Hormone perangsang folikel (FSH) dan (LH), disebut hormone gonadotropik karena hormone ini mengatur fungsi gonad.
a.        Efek fisiologis FSH
·           Pada perempuan, FSH menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium dan membantu menstimulasi produksi estrogen ovarium.
·           Pada laki-laki, FSH merangsang pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa dalam tubulus seminiferus testis.
b.        Efek fisiologis LH
·      Pada perempuan, LH bekerja sama dengan FSH, menstimulasi produksi estrogen. LH bertanggung jawab untuk ovulasi dan sekresi progesterone dari folikel yang rupture.
·      Pada laki-laki, LH menstimulasi sel-sel interstisialtubulus seminiferus testis untuk memproduksi androgen (testosterone).
c.         Kendali sekresi FSH dan LH
·         Gonatropin hipofisis diatur oleh hormone pelepas gonadotropin (GnRH) dari hipotalamus.
·         GnRH menyebabkan pelepasan FSH dan LH, yang pada gilirannya, akan menyebabkan pelepasan hormone-hormone gonad (estrogen, progesterone, dan testosterone).
·         Mekanisme umpan balik negative dan positif terlibat dalam sekresi GnRH, gonadotropin hipofisis, dan hormone-hormone gonad
6)        Prolaktin (PRL) disekresi selama masa kehamilan dan saat menyusui setelah melahirkan.
a.        Efek fisiologis. Prolaktin memicu dan mempertahankan sekresi air susu dari kelenjar mammae yang sebelumnya telah dipersiapkan untuk laktasi melalui kerja hormone lain.
b.        Kendali sekresi PRL melibatkan dua hormone hipotalamus.
·      Palepasan dihambat oleh hormone penghambat prolaktin (PIH), yang identik dengan neurotransmitter, dopamine.
·      Pelepasannya dipercaya distimulasi oleh factor pelepas prolaktin (PRF), tetapi identifikasi atau sintesis kimia PRF dalam tubuh manusia belum diketahui.

              II.            Hormone lobus posterior : ADH dan Oksitosin. Kedua hormone ini disintesis oleh sel-sel saraf dalam hipotalamus, dibawa di sepanjang aksonnya (transport aksoplasma), dan disimpan dalam neurohipofisis untuk dilepes di ujung akson. Masing-masing hormone disekresi oleh sekelompok neuron yang terpisah.
1.         ADH atau vasopressin, disintesis dalam neuron nucleus supraoptik hipotalamus.

a.      Efek fisiologis
·         Hormone antideuretik (ADH) meningkatkan retensi air. Hormone ini menurunkan volume air yang hilang dalam urine (antideuresis) melalui peningkatan reabsorbsi air dari tubulus konvolusi distal dan duktus pengumpul di ginjal.
·         ADH membantu meningkatkan tekanan darah dengan merangsang kontriksi pembuluh darah perifer.
b.      Kendali sekresi. Pelepasan ADH diatur melalui perubahan osmolaritas darah (konsentrasi elektrolit) dan perubahan volume serta tekanan darah.
·         Peningkatan konsentrasi cairan tubuh atau penurunan volume darah menyebabkan sekresi ADH, yang bekerja di ginjal untuk mempertahankan cairan tubuh.
·         Penurunan konsentrasi cairan tubuh atau peningkatan volume darah (misalnya, setelah minum air) menyebabkan inhibisi ADH. Sehingga volume air yang hilang melalui ginjal bertambah besar.
·         Pelepasan ADH diinhibisi (menyebabkan retensi air) oleh nyeri, kecemasan, dan trauma, serta oleh obat-obatan seperti nikotin, morfin, barbiturate.

c.       Sekresi abnormal ADH
·         Hiposekresi mengakibatkan diabetes insipidus, yang ditandai dengan rasa haus yang berlebihan, juga produksi urine berlebihan. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada hipotalamus atau lobus posterior atau karena kegagalan ginjal merespon ADH. Kondisi ini diatasi dengan pemberian ADH dalam jumlah kecil.
·         Hipersekresi kadang terjadi setelah hipotalamus mengalami cedera atau tumor. Hal ini mengakibatkan retensi air, dilusi cairan tubuh, dan peningkatan volume darah.
2.    Oksitosin disintesis dalam badan sel neuron pada nucleus paraventrikular hipotalamus.
a.             Efek fisiologis oksitosin pada perempuan. (oksitosin tidak dikenali fungsinya pada laki-laki walaupun dilepas saat stimulasi seksual).
·      Oksitosin menstimulasi kontraksi sel-sel oto polos uterus selama senggama, dan saat persalinan serta kelahiran pada ibu hamil.
·      Oksitosin menyebabkan keluarnya air susu dari kelenjar mammae pada ibu menyusui dengan menstimulasi sel-sel mioepitelial (kontraktil) di sekitar alveoli kelenjar mammae.
b.            Kendali sekresi oksitosin
·      Pengisapan payudara, desahan nafas atau suara seorang bayi, atau stimulasi putting atau areola pada ibu yang menyusui mengakibatkan stimulus saraf pada hipotalamus, sekresi oksitosin, dan keluarnya air susu. Ini disebut reflex keluar air susu.
·      Pelepasan oksitosin dan air susu dihambat stress emosional.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar