Laporan praktikum
vertebrata
Katak ( Rana sp ).
Diajukan untuk memenuhi tugas
laporan praktikum
Mata kuliah : vertebrata
Dosen : abd qodimul azal M.pd
Di susun oleh :
Nama : Khoirul Umam
Npm : 2012.05.03.0.0054
Kelas : Biologi A
PRODI BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MADURA ( UIM )
PAMEKASAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amphibia merupakan perintis
vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang mereka warisi dari
moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan bernapas di udara.
Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang mengandung oksigen langsung
kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan dengan tekanan yang penuh.
Sementara percampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang kurang
mengandung oksigen terjadi dalam vertikel tunggal, jantung yang beruang tiga
itu agaknya memberikan penigkatan yang berarti dalam efesiensi peredaran dan
dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasi lingkungan daratan yang
keras dan lebih banyak berubah-ubah.
Amphibia hidup didekat air dan
paling berlimpah di habitat lembab seperti rawa dan hutan hujan tropis sebagian
besar amfibia sangat bergantung pada kulitnya yang lembab untuk melakukan
pertukaran gas dengan lingkungannya.
B.
Tujuan
C.
Manfat
Mngetahui
struktur morfologi dan anatomi katak (Rana sp).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Amphibia adalah vertebrata yang
secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar (tak ada yang di
air laut) dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorfosis dari berudu
(akuatis dan bernapas dengan insang) ke dewasa (ampfibius dan bernapas dengan
paru-paru),namun beberapa jenis amfhibia tetap mempunyai insang selama
hidupnya. Jenis-jenis yang sekarang ada tidak mempunyai sisik luar, kulit
biasanya tipis dan basah.
Amphibi
merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang
mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan
bernapas di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang
mengandung oksigen langsung kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan
dengan tekanan yang penuh. Sementara percampuran darah yang mengandung oksigen
dengan darah yang kurang mengandung oksigen terjadi dalam vertikel tunggal,
jantung yang beruang tiga itu agaknya memberikan peningkatan yang berarti dalam
efisiensi peredaran dan dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasi
lingkungan daratan yang keras dan lebih banyak berubah-ubah.
Ada 3 bangsa dalam kelas amphibian,
yaitu Ordo Caudata (Urodela), adalah amphibia yang pada bentuk dewasa
mempunyai ekor. Tubuhnya berbentuk seperti bengkarung (kadal). Beberapa
jenis yang dewasa tetap mempunyai insang, sedang jenis-jenis lain insangnya
hilang, Ordo Salienta (Anura), pandai melompat, pada hewan dewasa tidak
ada ekor. Hewan dewasa bernapas dengan paru-paru. Kaki dan skeleton sabuk
tumbuh baik. Fertilisasi eksternal. Ordo Apoda (Gymnophiana), tengkorak
kompak, banyak vertebrae, rusuk panjang, kulit lunak dan menghasilkan cairan
yang merangsang. Antara mata dan hidung ada tentakel yang dapat ditonjolkan
keluar.
Dalam mempelajari ciri-ciri
amphibian, dibedakan atas kepala, badan dan anggota gerak. Kepala berbentuk
segitiga , dengan moncong yang tumpul, celah mulut lebar, bentuknya lebih
kurang seperti bulan sabit. Rahang bawah tidak bergerigi, rahang atas bergerigi
atau tidak. Pada umumnya vomer bergigi, kedudukan vomer terhadap nares
posterior sangat penting untuk diidentifikasi. Di dalam mulut terdapat lidah
yang melekat pada dasar bawah bagian anterior. Lubang hidung satu pasang
terletak dekat ujung moncong mata besar dan mata atas yang tebal berdaging dan
kelopak mata bawah yang lebih tipis. Di sebelah ventro caudal mata terdapat
selaput pendengar yang lebar dan jelas dapat pula tertutup kulit sehingga bentuknya
tidak jelas yang disebut membran tympanum.
Pada badan bufo, badannya bulat,
pada rana lebih langsing, pada bufo punggung hampir rata, tanpa penonjolan,
pada rana ada penonjolan pada tempat pesendian antara columna vetebralis dengan
gelang panggul. Pada ujung posterior terdapat lubang kloaka. Untuk anggota
gerak tungkai depan lebih pendek, dibedakan atas humerus, radio, ulna, karpus
dan dilengkapi dengan 4 buah jari. tungkai belakang lebih panjang. Diantara
jari-jari pada umumnya terdapat selaput tipis yang ukuran lebarnya tergantung
dari jenisnya. Pada sisi ventral jari-jari kadang-kadang dilengkapi dengan
tuberculum suarticulare. Pada metatarsa luaratutau tuberculum metatarsal dalam.
Kodok dan katak mengawali
hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah
lainnya. Beberapa jenis kodok pegunungan menyimpan telurnya di antara lumut-lumut yang basah di pepohonan.
Sementara jenis kodok hutan yang lain menitipkan telurnya di
punggung kodok jantan yang lembab, yang akan selalu menjaga dan membawanya
hingga menetas bahkan hingga menjadi kodok kecil. Sekali bertelur katak bisa
menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari kualitas induk dan berlangsung
sebanyak tiga kali dalam setahun. Telur-telur kodok dan katak menetas menjadi
berudu atau kecebong yang bertubuh mirip ikan gendut, bernafas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di
air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan
tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan
melompat ke darat sebagai kodok atau katak kecil. Kodok dan katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya
pada saat bulan mati atau pada ketika menjelang hujan.
Pada saat itu kodok-kodok jantan akan berbunyi-bunyi untuk memanggil
betinanya, dari tepian atau tengah perairan.
Beberapa jenisnya, seperti kodok tegalan (Fejervarya limnocharis) dan
kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata),
kerap membentuk ‘grup nyanyi’, di mana beberapa hewan jantan berkumpul
berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Suara keras kodok dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di sekitar lehernya,
yang akan menggembung besar manakala digunakan.
Banyak amphibia memperlihatkan
prilaku sosial yang kompleks dan beraneka ragam, khususnya selama musim kawin.
Katak umumnya merupakan makhluk yang diam, tetapi banyak spesies mengeluarkan
suara-suaru untuk memanggil pasangan kawin selama musim kawin. Jantan bias
bersuara keras untuk mempertahankan daerah kawin atau menarik betina.
Keadaan kulit pada amphibian dapat
kasar berbintil-bintil dan kering, dapat pula licin dan lembab. Tidak dijumpai
adanya sisik, kadang-kadang kulit membentuk lipatan-lipatan tertentu baik pada
badan atau pada tungkai. Warna kulit Rana ditentukan oleh adanya
kronmathophora pada kelenjar kulit. Kromathophora yang mengandung pigmen hitam
dan cokelat disebut melanophora sedangkan lipophora mengandung pigmen merah,
kuning dan orange.
Amphibia merupakan tetrapoda atau
vetebrata darat yang paling rendah. Amphibia. Tidak diragukan lagi
berasal dari satu nenek moyang dengan ikan; mungkin hal itu terjadi pada zaman
devon. Transisi dari air ke darat tampak pada, modifikasi tubuh untuk berjalan
di darat, disamping masih memiliki kemampuan berenang di air, tumbuhnya kaki,
sebagai pengganti beberapa pasang sirip, merubah kulit hingga memungkinkan
menghadapi suasana udara, pengganti insang oleh paru-paru.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat seksi, jarum pentul, loupe,
dan papan seksi.
2. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah katak (Rana cancaricvora).
B. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah
sebagai berikut
Hari/tanggal
: Minggu 28 April 2013
Waktu
: Pukul 07.00
– 08.30 WIB
Tempat
:
Laboratorium terpadu
lantai 2
Universitas Islam madura
pamekasan
C. Prosedur Kerja
1.
Pengamatan
bentuk luar
1)
Lumpuhkan hewan dengan merusak jaringan otaknya, dengan cara sebagai berikut
·
Mengambil alat tusuk di
alat seksi.
·
Tusuk kepala katak sehingga katak
menjadi lemah
·
Jangan dilepas sampai katak tersebut lemas.
2)
Meletakkan
katak yang sudah lemah
itu, di atas papan seksi pada perutnya dan mengamati bagian demi bagian.
·
Kepala,
disini terdapat :
a.
Mata
yang mempunyai pelupuk, selaput kejap dan biji mata
b.
Membran
timpani, kiri dan kanan
c.
Celah
mulut yang lebar
d.
Lubang
hidung luar.
·
Leher,
sangat pendek. Katak tidak bisa menoleh karena tidak ada sendi antara
tulang kepala dan tulang leher.
·
Badan,
meraba dengan ujung telunjuk bagian yang keras dan lembut, untuk mengetahui
bagian yang bertulang. Pada bagian badan terdapat dua pasang kaki.
·
Kaki
depan, terdiri atas bagian-bagian :
a. Lengan atas
b. Lengan bawah
c. Telapak
d. Jari-jari tidak berselaput
·
Kaki
belakang, terdiri atas bagian-bagian :
a. Paha
b. Betis/tungkai
c. Telapak yang menyatu (pes)
d. Jari-jari yang bersselaput
3) Pada pertemuan pangkal paha agak
kepunggung terdapat kloaka.
4) Mengamati seluruh permukaan kulit
katak dengan loupe dan meraba dengan ujung jari
5) Membuat gambar dengan pandangan dari
punggung dan tunjukkan semua bagian-bagian yang disebutkan di atas.
2. Mengamati bentuk luarnya , yang
terdiri dari :
1) Melentangkan hewan coba(katak) di
atas papan seksi.
2) Merentangkan kaki-kakinya dan
menusuk telapak kaki dengan jarum pentul untuk menahan agar tidak goyang atau
tidak bergerak.
3) Menjepit kulit pertengahan perut
dengan pinset secara melintang. Menggunting lipatan kulit yang terjepit
sehingga terjadi sobekan.
4) Memasukkan ujung gunting yang tumpul
dalam sobekan kulit tersebut, gunting kulit kearah ekor sampai tertumbuk pada
bagian dada.
5) Melanjutkan pula pengguntingan kulit
kearah ekor sampai tertumbuk pangkal paha.
6) Mempelajari perlekatan kulit pada
otot/daging. Tidak semua permukaan kulit melekat langsung pada daging. Hanya
bagian-bagian tertentu kulit meleakt pada otot, yang disebut septum. Dengan
semikian terjadi kantong-kantong antara kulit dengan otot yang di sebut saccus (kantong).
Meletakkan kembali hewan tersebut pada punggungnya.
7) Merentangkan kaki-kakinya dan pasak
kembali dengan jarum pentul agar tidak mudah goyang.
8) Membuat torehan pada pertengahan
otot perut secara membujur, sampai tembus (hati-hati jangan sampai melukai isi
perut).
9) Memasukkan ujung gunting yang tumpul
ke dalam celah yang terbentuk , dan guntinglah otot perut arah kepala sampai
pada tulang dada. Melanjutkan irisan ini kearah ekor sampai pangkal paha.
10) Masih dengan menggunakan gunting,
membuat irisan ke samping dan tahan dengan jarum pentul.
11) Dengan terbukanya rongga badan ini,
maka akan kelihatan alat-alat sebagai berikut :
·
Jantung
berada dalam pericardium (mungki masih berdenyut).
·
Hati,
merah cokelat terdiri dari dua lobus besar.
·
Lambung,
berwarna keputih-putihan di sebelah kiri hati
·
Usus,
jelas-jelas berkelok-kelok
·
Kantong
kencing, berupa gelembung bening.
·
Pada
preparat betina dewasa jelas Nampak ovarium/indung telur yang hampir
menutupiseluruh rongga perut.
·
Paru-paru
Nampak terjepit di sebelah kanan hati dan disebelah kiri lambung.
12) Jangan dulu membongkar susunan
alat-alat yang kelihatan tersebut.
13) Membuat gambar sederhana alat-alat
yang nampak tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
|
1.
|
|
|
|
|
|||||||
|
|||||||
|
|
||||||
Keterangan gambar :
1.
Mata
2.
Mulut
3.
Kepala
4.
Jari tangan
5.
Lengan
6.
Paha
7.
Jari kaki
8.
Betis
9.
Punggung
2. Anatomi.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
gambar :
1. Paru paru 6.
Ginjal
2. Lambung 7.
Ovarium
3. Pangkreas 8.
Hati
4. Usus besar 9. Jantung
5. Usus 12 jari2
B. Pembahasan
1. Anatomi
a. Sistem Pencernaan
Sistem
pencernaan dimulai dari mulut, dari mulut makanan melalui faring, kemudian
esophagus menghasilkan sekresi alkali mendorong makanan masuk ke lambung, di
lambung makanan di cerna dan diproses dengan enzim. Lambung juga menghasilkan
asam klorida untuk mengasamkan makanankemudian makanan masuk ke dalam usus
melalui pyloris, kemudian sari-sari makanan masuk ke hati yang besar terdiri
atas beberapa lobus dan bilus, yang kemudian ditampung dalam kantung empedu
kemudian menuju ke rectum kemudian dikeluarkan melalui kloaka.
b. Sistem Pernafasan
Sistem ini
terdiri atas paru-paru dari kulit serta rongga kulit. Oksigen yang berasal dari
udara larut dalam cairan permukaan respirasi atau alat dengan jalan difusi
masuk ke pembuluh darah. Paru-paru katak terdiri atas dua saku elastis yang
berisi lipatan membentuk kamar-kamar kecil yang masing-masing diliputi oleh
pembuluh kapiler. Dari paru-paru kemudian disalurkan ke trakea dan menuju ke bronkiolus
kemudian menuju alveolus.
c. Sistem Reproduksi
Sistem genitalis
masculinus yang berupa sepasang testis berbentuk oval berwarna
keputih–putihan, terletak di sebelah anterior dari dari ren; diikat oleh alat
penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan
peritoneum. Di sebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum suatu zat
lemak berwarna kekunin –kuningan, sedang di sebelah median dataran testis
terdapat saluran–saluran halus yang disebut vasa efferentia yang
bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju kloaka.
Sistem genitalis
feminus yang terdiri atas sepasang ovarium diletakkan dengan bagian
dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium , yang
terjadi dari lipatan peritoneum. Pada hewan yang telah dewasa kadang–kadang
terdapat ova yang berwarna hitam dan putih berbentuk bintik–bintik. Pada
ovarium juga terdapat corpus adiposum yang berwarna kekuning–kuningan. Ova yang
telah masak menembus dinding ovarium untuk masuk ke dalam oviduk, selanjutnya
ovum menuju ke kloaka pada suatu papillae.
d. Sistem Sirkulasi.
Sistem
sirkulasi terdiri atas aorta kiri, kemudian ke serambi kiri menuju pada
pembuluh nadi dan kemudian menuju ke bilik dan kembali lagi pada
serambi kanan selanjutnya menuju aorta kanan. Pada umumnya diduga bahwa valvea
spiralis dan truncus arteriousus memasukkan darah dan darah yang
beroksigen (sebelah kanan) ke archus pulmocunatneus dan darah
yang beroksigen (sebelah kiri) masuk ke archus sistimaticus dan arteri
coratis.
2. Klasifikasi
Adapun
klasifikasi dari Katak sawah (Rana sp) adalah sebagai berikut :
Kingdom :Animalia
Fylum :Chotdata
Sub
fylum :Vertebrata
Kelas
:Amphibia
Famili
:Ranidae
Genus
:Rana
Spesies
:Rana sp
Katak
adalah satu anggota dari classic Amphibia. Amphibia berasal dari kata amphi
artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah hewan yag
hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian di
darat. Kulit harus selalu basah apabila hewan berada di luar air untuk
memyngkinkan terjadinya pernapasan melalui kulit. Kulit dilengkapi dengan
kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan keadaan agar
selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di bawah
epidermis dan salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan kulit.
Mekanisme pernapasannya meliputi dua fase, yaiu inspirasi dan ekspirasi.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa struktur morfologinya terdiri dari
mulut (rima oris), mata (organum visus), hidung (nares
eksterna), jari-jari (digity), paha (femur),betis (cruz) kloaka.
adapun struktur anatomi dari katak, terdiri atas kerongkongan (oesophagus),
empedu (vesica felea), hati (hepar), lambung (ventriculum), usus
halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum erassum), rectum,
kloaka, aorta kiri, serambi kiri, pembulu nadi, bilik, serambi kanan, aorta
kanan, larink, parink, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus, oviduk, tuba
valopi, ginjal, ovarium, sel telur, testis, ureter, kantong kemih.
B. Saran
Setelah selesai melakukan praktikum,
saran yang diajukan adalah ketika membius katak sebaiknya sangat berhati-hati
karena bahan pembius (eter) yang digunakan uapnya cukup berbahaya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
Kodok dan katak. http file://kelasamphibi.html.( Tanggal 27 Oktober
2011 ).
Campbell.Neil A. Biologi
edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.1999.
Jasin, Maskoeri. Zoologi
Vertebrata. Jakarta: Sinar Wijaya. 1992.
Kimball, J,W. Biologi edisi
kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga. 1999.
Mukayat, Djarubito. Zoologi Dasar.
Jakarta: Erlangga. 1989.
Tim Dosen. Penuntun Praktikum Taksonomi Vertebrata.
Makassar : Universitas Islam Negeri. 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar